
Abstrak
Memahami toksisitas pelarut eutektik dalam (DES) tetap menjadi kendala utama untuk aplikasi skala besar. Studi toksisitas yang ada menunjukkan hasil yang tidak konsisten karena pilihan organisme uji dan metode yang berbeda, efek sinergis antara komponen DES, dan interaksinya dengan media kultur. Studi ini memperkenalkan haloarchaeon Haloferax mediterranei sebagai model baru untuk menilai toksisitas dan biodegradabilitas DES berbasis asetilkolin klorida (AcChCl) dan kolin klorida (ChCl). Tidak seperti model lain yang mungkin tidak secara akurat mencerminkan risiko lingkungan yang ditimbulkan oleh residu DES kaya halida, H. mediterranei adalah ekstremofil yang secara alami beradaptasi dengan lingkungan garam tinggi dan halida tinggi. Konsentrasi DES hingga 300 mM ditoleransi dengan baik. DES berbasis AcChCl menghambat pertumbuhan, kemungkinan melalui pengasaman media karena beberapa komponen DES mengalami hidrolisis, ChCl: asetamida memiliki efek parsial tergantung pada konsentrasi asetamida, dan ChCl: etilen glikol tidak menunjukkan toksisitas. Haloarchaeon memetabolisme komponen DES tertentu, sehingga mengurangi dampak lingkungan. Urea dan AcChCl: urea (100 mM) berfungsi sebagai sumber nitrogen, sementara DES berbasis AcChCl dikonsumsi sebagai sumber karbon, kemungkinan karena adanya asetat. Fleksibilitas metabolisme H. mediterranei dan toleransinya yang tinggi terhadap senyawa toksik memposisikannya sebagai kandidat yang menjanjikan untuk bioremediasi berkelanjutan, memajukan kimia sirkular, dan pengelolaan limbah DES yang bertanggung jawab.